"KEBUTUHAN GIZI WANITA HAMIL DENGAN KONSTIPASI DAN PREEKLAMPSIA"
Nama : Besty
Marsaulina Simangunsong
Nim : 022019006
Prodi
: D3 Kebidanan
Tugas Resume : " KEBUTUHAN
GIZI WANITA HAMIL DENGAN
KONSTIPASI
DAN PREEKLAMPSIA"
KEBUTUHAN
GIZI WANITA HAMIL DENGAN
KONSTIPASI DAN PREEKLAMPSIA
A.KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL DENGAN KOSTIPASI DAN
PREEKLAMPSIA
1.
KEBUTUHAN GIZI
PADA IBU HAMIL DENGAN KONSTIPASI
a.
Minum air yang cukup
Air 8 gelas sehari. Karena anda membutuhkan cairan yang cukup
bagi anda dan juga bayi. Cairan dibutuhkan untuk membangun sel darah merah dan
sirkulasi, serta mengatur suhu tubuh. Cairan diperlukan tubuh untuk mengatasi
konstipasi.
b.
Makan makanan berserat, buah-buahan dan sayuran
Perbanyaklah makan makanan yang berserat tinggi, buah-buahan
dan sayuran dapat membantu mengatasi konstipasi selama kehamilan.
c.
Kebutuhan energi dan protein
Kondisi kehamilan memang akan menyebabkan kebutuhan energi
dan protein yang bertambah. Namun hal tersebut bukan berarti mentolerir seorang
bumil dapat makan sebanyak banyaknya dengan alasan “makan untuk dua orang”.
Penambahan energi yang direkomendasikan hingga masa akhir kehamilan berdasarkan
hasil penelitian terbaru di bidang maternal tak lainnya hanya sebesar 85.000
kcal. Kcal sebesar 85 ribu ini pun telah mencakup energi yang dibutuhkan untuk
membentuk jaringan baru, supply energi untuk jaringan baru, simpanan dalam
bentuk lemak serta 10% energi yang hilang untuk metabolisme tubuh.
Dengan memperhitungkan masa kehamilan yang hanya 280 hari,
rata rata penambahan kalori yang sebenarnya dibutuhkan oleh bumil hanya sebesar
300 kcal (85.000/280). Jumlah ekstra kalori tersebut tidak lebih dari
pengkonsumsian sebuah yoghurt 250 - 300 gr dengan kadar lemak 3,5%. Itupun
sebenarnya ekstra kalori benar benar dibutuhkan khususnya sejak 5 bulan
kehamilan. Penambahan kebutuhan protein sebenarnya hanya sebesar 0,9 - 1,0 gr
per kg BB per hari. Meningkatkan konsumsi sumber protein sebanyak mungkin
dengan alasan “hamil” juga sebenarnya bukan merupakan tindakan bijaksana.
Jumlah protein yang ditambah sendiri biasanya hanya dianjurkan bila asupan
energi juga cukup. Bila kondisi tersebut tidak dipenuhi, asam amino akan digunakan
terlebih dahulu untuk produksi energi.
d.
Kebutuhan Mikronutrisi Asam Folat dan Vitamin A
Tambahan asupan mikronutrisi juga dibutuhkan selama masa
kehamilan. Asam folat, Vitamin A, Sodium, Kalsium, Magnesium, Besi, Yodium
adalah beberapa mikronutrisi yang penting dicatat di masa ini.
Asam folat amat dibutuhkan saat terjadinya penambahan jumlah
sel di masa awal kehamilan. Kekurangan asam folat biasanya akan dikaitkan
dengan tingginya risiko si bayi mengalami “neural tube defects”, Berat Bayi
Lahir Rendah (BBLR) dan lahir prematur. Vitamin A dalam bentuk retinol
berkontribusi terhadap kualitas pengelihatan si kecil. Pada daerah dengan
masalah defisiensi vitamin A, transfer aktif vitamin A ke fetus akan tetap
terjadi walau sang ibu memiliki serum-vitamin A yang rendah dalam darahnya.
Bahkan di trisemester tiga kehamilan, fetus akan mulai menimbun vitamin A dalam
organ hatinya. Kolostrum yang ibu produksi setelah melahirkan si kecil
merupakan sumber makanan yang kaya akan vitamin A. Namun perlu diperhatikan bahwa
seorang ibu yang mengalami defisiensi vitamin A tidak akan memiliki kuantitas
transfer vitamin A yang cukup melalui plasenta dan ASI. Ibu menyusui yang
berada di daerah endemik defisiensi vitamin A harus mendapatkan supplementasi
vitamin A ( 200.000 IU ) selama masa 8 minggu pertama setelah melahirkan.
Suplementasi vitamin A ini tidak boleh dilakukan saat si ibu hamil mengingat
adanya efek teratogenik yang diamati pada pemberian dosis tinggi vitamin A pada
masa kehamilan.
Kebutuhan Sodium, Kalsium, Magnesium. Pengkonsumsian sodium
dan kalsium dengan jumlah “sedang” juga diperlukan. Kalsium berperan penting
dalam mekanisme pengaturan selama masa kehamilan dan menyusui. Ia juga akan
meningkatkan absorbsi intestinal yang terjadi. Biasanya, setelah masa 6-12
bulan sang ibu melewati masa menyusui, depot kalsium di tubuhnya akan kembali
terisi. Seorang bumil yang mengkonsumsi kalsium minimal 1000 mg Ca / hari akan
kecil memiliki risiko terkena PIH ( Pregnancy Induced Hypertension ).
Kekurangan magnesium biasanya dialami oleh 5-30% bumil dengan ditandai adanya
keluhan kram ( Nocturnal Systremma ). Suplementasi secara oral dari
mikronutrisi ini terbukti akan mengurangi keluhan kram pada ibu yang sedang
mengandung.
e.
Kebutuhan Besi dan Iodium
Besi juga merupakan mikronutrisi yang amat diperlukan dalam
masa kehamilan. Anemia saat kehamilan biasanya akan mempertinggi risiko
terjadinya BBLR pada bayi, tingginya insidens kelahiran prematur dan
meningkatkan kemungkinan terjadinya kematian pada ibu saat melahirkan. Perlu
diingat, anemia tidak selalu disebabkan karena kekurangan besi dalam darah.
Kebanyakan wanita menderita anemia yang disebabkan oleh kombinasi kekurangan
besi, asam folat, vitamin B 12 dan vitamin A.
Kekurangan iodium saat masa kehamilan sedapat mungkin harus
dihindari. Seorang bumil idealnya harus memiliki persediaan iodium yang
mencukupi agar transfer iodium ke fetus yang dikandungnya dapat mencukupi.
Asupan iodium yang kurang dalam kehamilan dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pertumbuhan otak fetus, BBLR, kretin dan kongenital yang abnormal. Mengingat
pentingnya fungsi iodium dalam masa ini, bumil dianjurkan untuk mengkonsumsi
produk produk fortifikasi iodium seperti garam ber-iodium dan minyak ber -
iodium.
2.
KEBUTUHAN GIZI
PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA DAN
EKLAMPSIA
I. Tujuan Diet Ibu Hamil
dengan Pre Eklamsia dan Eklamsia
a.
Mengganti protein yang hilang karena proteinuria.
b.
Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air.
c.
Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
d.
Memberi nutrisi secukupnya sesuai kemampuan penderita.
e.
Menjaga agar tumbuh kembang bayi optimal.
II. Syarat diet pada pre
eklampsia ialah :
1.
Energi dan zat gizi yang diberikan harus cukup. Dalam keadaan
berat, makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien dalam
menerima makanan.
Penambahan
energi tidak melebihi 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
2.
Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi
garam atau air.
Penambahan
berat badan diusahakan di bawah 3 kg / bulan atau di bawah 1 kg / minggu.
3.
Protein tinggi ( 1 ½ - 2 gr / kg berat badan ).
4.
Pemberian lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tak jenuh
tunggal dan lemak tak jenuh ganda.
5.
Vitamin cukup, vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih
tinggi.
6.
Mineral cukup terutama kalsium dan kalium.
7.
Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien.
Cairan diberikan
2500ml
/ hari. Pada keadaan oligouria cairan dibatasi
III. Menyusun menu Diit Ibu Hamil
dengan Pre Eklamsi dan Eklamsi
a.
Diet Pre Eklamsi I
• Untuk pre
eklampsi berat.
• Makanan hanya
terdiri dari susu dan buah-buahan.
• Jumlah cairan
paling banyak 1500 ml / hari, kekurangannya diberikan secara parenteral.
• Makanan ini
kurang kalori dan nutrisi lainnya, kecuali vitamin A dan C. Diberikan dalam waktu 1 -2 hari saja.
• Makanan yang
diberikan dalam sehari
Jenis
|
Gram (gr)
|
Takaran Rumah Tangga
|
Buah / sari buah
|
1200
|
6 gelas
|
Tepung susu
|
60
|
12 sdm
|
Gula Pasir
|
80
|
8 sdm
|
• Contoh Menu
• Nilai gizi:
Kalori 1032 kalori
Protein 20 gram
Lemak 19 gram
Hidrat
arang 211 gram
• Contoh menu
Waktu
|
Jenis
|
Takaran Rumah Tangga
|
Pukul 06.00
|
Air teh
|
1 gelas
|
Pukul 08.00
|
Sari papaya
Susu
|
1 gelas
1 gelas
|
Pukul 10.00
|
Sari jeruk
|
1 gelas
|
Pukul 13.00
|
Sari tomat
Sari jeruk
|
1 gelas
1 gelas
|
Pukul 16.00
|
Susu
Teh
|
1 gelas
1 gelas
|
Pukul 18.00
|
Sari jeruk Sari papaya
|
1 gelas
1 gelas
|
Pukul 20.00
|
Air teh
Susu
|
1 gelas
1 gelas
|
|
|
|
b.
Diet Pre Eklamsi II
• Sebagai
perpindahan dari diit PE I kepada
penderita dengan PE tidak terlalu berat.
• Makanan dalam
bentuk lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I.
• Masih rendah
kalori.
• Makanan yang
diberikan dalam sehari:
Jenis
|
Berat (gr)
|
Ukuran
Rumah
Tangga
(URT)
|
Beras
|
150
|
3 gelas tim
|
Telur
|
50
|
1 butir
|
Protein nabati
|
100
|
2 potong
|
Protein Hewani
|
50
|
2 potong
|
Sayuran
|
200
|
2 gelas
|
Buah
|
400
|
4 potong
|
Minyak
|
15
|
1,5 sdm
|
Tepung Susu
|
20
|
4 sdm
|
Gula Pasir
|
30
|
3 sdm
|
• Nilai Gizi
Kalori 1604 kalori
Protein 56 gram
Lemak 44 gram
HA 261 gram
c.
Diet Pre Eklamsi III
• Sebagai
perpindahan dari diit PE II atau kepada penderita dengan pre eklamsi ringan.
• Makanan dalam
bentuk biasa atau lunak dan diberikan sebagai diit rendah garam
II.
• Tinggi protein
dan cukup nutrisi.
• Jumlah kalori
harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan tidak boleh melebihi dari 1 kg /
bulan.
• Makanan yang
diberikan dalam sehari:
Jenis
|
Berat (gr)
|
Ukuran Rumah Tangga (URT)
|
Beras
|
200
|
4 gelas tim
|
Telur
|
100
|
2 butir
|
Protein nabati
|
100
|
2 potong
|
Protein Hewani
|
100
|
4 potong
|
Sayuran
|
200
|
2 gelas
|
Buah
|
400
|
4 potong
|
Minyak
|
25
|
2,5 sdm
|
Tepung Susu
|
40
|
8 sdm
|
Gula Pasir
|
30
|
3 sdm
|
• Nilai Gizi :
Kalori 2128 kalori
Protein 80 gram
Lemak 63 gram
HA 305 gram
Konstipasi
merupakan kelambatan perlintasan sisa makanan karena penumpukan feses yang
keras dan kering disertai defekasi yang nyeri, distensi abdomen serta massa
yang bisa diraba.
Tujuan diet konstipasi adalah mencapai dan
mempertahankan status gizi yang normal sehingga diharapkan pembuangan feses
khususnya pada ibu hamil dengan dapat berjalan dengan lancar dan tidak
mempengaruhi keshatan baik ibu maupun janin yang dikandungnya
Pre eklampsia merupakan salah satu komplikasi yang sering
terjadi pada kehamilan, yang biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari 20
minggu, yang ditandai oleh adanya hipertensi, proteinuria, dan edema.
Keluhan-keluhan yang biasa timbul ialah adanya pertambahan berat badan (karena
edema), mudah timbul kemerah-merahan, mual, muntah, pusing, pandangan kabur,
nyeri lambung, oligouria, gelisah dan kesadaran menurun. Ciri khas dari diet
ini adalah memperhatikan asupan garam dan protein.
Tujuan dari
pemberian diet pre eklampsia ialah : mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal, mencapai dan mempertahankan tekanan darah agar tetap normal.
1)
Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan
kesehatan berupa penyuluhan bagi ibu hamil mengenai dampak yang dapat terjadi
dari komplikasi pada masa kehamilan.
2)
Bagi ibu hamil agar rajin dan memeriksakan kehamilannya
secara rutin (setidaknya 1 kali setiap bulannya) dengan harapan dapat
mengurangi risiko komplikasi pada kehamilan
3)
Ibu hamil sebaiknya selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi
selama kehamilanya agar terhindar dari bahaya komplikasi kehamil
Komentar
Posting Komentar