kebutuhan dasar ibu bersalin kala 1 dan 2

 


NAMA                 :BESTY MARSAULINA SIMANGUNSONG

PRODI                 :D3 KEBIDANAN SEMESTER 3

TUGAS RANGKUMAN : KEBUTUHAN DASAR IBU BERSALIN KALA 1 DAN 2


KEBUTUHAN DASAR IBU BERSALIN KALA I

 

Teknik Relaksasi

Di harapkan ibu pernah mendapat penyuluhan tentang teknik relaxsasi saat anc , bila ibu belum pernah maka di ajarkan terlebih dahulu teknik relaxsasi , penyuluhan yang di berikan pada saat anc dengan penyuluhan yang di berikan saat in partu harus sama supaya tidak bingung . Bidan harus mengingatkan tentang tenik relaxsasi terutama teknik bernapas.

Manfaat teknik relaxsasi :

Ø  Mencegah otot-otot dari kelelahan khususnya otot besar pada rahim

Ø  Menolong ibu mengatasi stress persalinan sehingga lebih menikmati pengalamannya

Ø  Menolong menghemat energi

Ø  Membantu ibu dalam berkomunikasi lebih efektif dengan orang-orang di sekitarnya

Ø  Membantu bayi dalam kelahiran

Ø  Jika ibu rilex , ibu tidak akan mengalirkan hormon stress ke sistem tubuh bayi

Memang tidak mudah untuk betul-betul rilexs dalam persalinan .namun dapat di lakukan dengan teknik dan bantuan sederhana , khususnya dari pendamping persalinan .mendapat dukungan dalam persalinan merupakan faktor penting  dalam menciptakan pengalaman persalinan yang positif bagi  ibu . Selain itu , menghasilkan hasil yang positif bagi bayi .

Kebanyakan ibu terbebas dari rasa sakit dan rasa tidak nyaman di antara dua kontraksi inilah saat yang tepat memeriksa tubuh , khususnya di bagian yang tegang . Pendamping dapat membantu memijat atau jika suami , memeluk dan mencium ibu agar lebih tenang dan tetap fokus dalam latihan pernafasan , baik saat terjadi kontraksi atau di antara kontraksi juga dapat membantu .

 

 

Berikut ini langkah menuju relaxasi :

Ø  Memilih lingkungan yang tepat

Langakah pertama menuju relaxasi adalah memilih lingkungan bersalin yang benar-benar nyaman bagi ibu.hingga kini , belum ada penelitian yang menyebutkan tempat bersalin yang aman adlah rumah sakit modern dengan pengawasan ahli.justru bukti-bukti menunjukan ibu dan bayi lebih sedikit mendapat intervensi dan secara fisik maupun psikologis lebih sehat ketika bersalinan di lingkungan yang tidak terlalu canggih .

Ø  Memahami tubuh

Setiap kali stress ketika hamil,coba amati tubuh yang beraksi . Apakah ibu mengerat gigi , sakit perut , leher dan bahu jadi tegang dan sakit , atau merengut .ini semua tanda , otot-otot dalam keadaan tegang sehingga tubuh sakit dan letih . Tarik nafas dalam-dalam , saat mengehembuskan , lemaskan otot sehingga kendur dan lunak , tidak kaku , latih teknik ini secara terartur .dengan demikian , otomatis ibu dapat mengidentifikasi ketegangan tubuh dengan segera mengistirahatkannya saat bersalin . Ini juga berefek positif bagi tekanan darah 

Ø  Komunikasi dengan jelas

Jika ibu tidak memiliki gambaran yang akan terjadi pada tubuh saat persalinan , tidak mengerti yang akan di lakukan petugas medis , atau percakapan mereka tidak melibatkan ibu , ibu akan sulit rilex .oleh karena itu , jika ibu tidak yakin mengenai berbagai aspek dalam persalinan atau menyimpah kekhawatiran bahwa sesuatu akan menimpa ibu atau bayi , tanyakan hal itu pada petugas medis . Setelah itu mendengar dari mereka segalanya baik-baik saja , biasannya ibu segera rilex patika pendamping persalinan mengerti .perannya yang terpenting adalah senantiasa membuat ibu cukup informasi.

2.2  Persiapan Persalinan

A. Ruangan dan Lingkungan

Ø  Ruangan yang hangat dan bersih,meniliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupan angin, sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu sebelum dan sesudah melahirkan, air dtt untuk membersihkan vulva dan perineum sebelum melakukan pemeriksaan dalam dan membersihkan pireneum ibu setelah melahirkan.

Ø  Suhu kamar bersalin 21 derajat celcius

Ø  kecukupan air bersih, klorin, diterjen, kain pembersih, kain pel, dan sarung tangan karet untuk membersihkan euangan,lantai, perabotan, dekontaminasi dan proses peralatan.

Ø  Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan peribadi ibu dan menolong persalinan, pastikan kamar mandi telah di dekontaminasi dengan larutan klorin.

Ø  Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan menunggu saat persalinan, melahirkan bayi dan untuk memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persalinan pastikan bahwa ibu mendapatkan vripasi yang di inginkan.

Ø  Penerangan yang cukup baik siang maupun malam hari, tempat tidur yang bersih untuk ibu, tutupi kasur dengan pelastik, atau lembaran yang mudah di bersihkan jika terkontaninasi.

Ø  Persiapan perlengkapan, bahan-bahan, dan obat-obatan yang di perlukan.

Ø  Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang di perlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi diantaranya.

B. Alat dan obat-obatan

Perlengkapan yang harus di siapkan pada kala I :

Ø  tensi meter

Ø  stetoskop

Ø  mono aurel

Ø  jam yang mempunyai detik

Ø  termometer

Ø  partus set

Ø  heacting set

Ø  bahan habis pakai (injeksi oksitosin, lidokain, kapas, kasa,detol)

Ø  set kegawat daruratan

Ø  bengkok

Ø  tempat basah kering dan tajam

Ø  alat-alat proteksi diri

 Pengertian PERSALINAN KALA II

Kala II persalinan adalah kala pengeluaran bayi ,di mulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir Uterus dengan kekuatan hisnya di tambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir .Proses ini biasanya berlangsung 2 Jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosi prsalina kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janinsudah tampak pada vulva.

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Kontraksi selama kala dua adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya.

2.      Perubahan Fisiologis Pada Kala II Persalinan

A.    Kontraksi, Dorongan Otot-Otot Persalinan

Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai sifatnya tersendiri. Kontraksi  menimbulkan nyeri, merupakan kontraksi satu-satunya kontraksi normal muskulus. Kontraksi ini dikendalikan oleh syaraf intrinsic, tidak disadari, tidak dapat diatur oleh ibu bersalin, baik frekuensi maupun lama kontraksi.

Sifat Khas :

a.       Rasa sakit dari fundus merata ke seluruh uterus sampai berlanjut ke punggung bawah.

b.      Penyebab rasa sakit belum diketahui secara pasti.

Beberapa dugaan penyebab antara lain :

1)      Pada saat kontraksi terjadi kekurangan O  pada meometrium.

2)      Penekanan ganglion syaraf di serviks dan uterus bagian bawah.

3)      Peregangan servik akibat dari pelebaran serviks.

4)      Peregangan peritoneum sebagai organ yang menyelimuti uterus.

Pada waktu selang kontraksi periode relaksasi diantara kontraksi memberikan dampak berfungsinya system-sistem dalam tubuh, yaitu :

1.      Memberikan kesempatan pada jaringan otot-otot uterine untuk beristirahat agar tidak memberikan menurunkan fungsinya oleh karena kontraksi yang kuat secara terus-menerus.

2.      Memberikan kesempatan kepada ibu untuk istirahat, karena rasa sakit selama kontraksi.

3.      Menjaga kesehatan janin karena pada saat kontraksi  uterus mengakibatkan konstriksi pembuluh darah placenta sehinggah bila secara terus menerus berkontraksi, maka akan menyebabkan hipoksia, anoksia dan kematian janin.

Pada awal persalinan kontraksi uterus selama 15-20 detik. Pada saat memasuki fase aktif, kontraksi terjadi selama 45-90 detik rata-rata 60 detik. Dalam satu kali kontraksi selama 3 fase, yaitu fase naik, puncak dan turun. Pada saat fase naik lamanya 2 kali fase lainnya.

Pemeriksaan kontraksi uterus meliputi, frekuensi, durasi lama, intensitas kuat /lemah. Frekuensi dihitung dari awal timbulnya kontraksi sampai muncul kontraksi berikutnya. Pada saat memeriksa durasi/ lama kontraksi, perlu diperhatikan bahwa cara pemeriksaan kontraksi uterus dilakukan dengan palpasi pada perut. Karena bila berpedoman pada rasa sakit yang dirasakan ibu bersalin saja kurang akurat.

Ambang rasa nyeri tiap individu berbeda. Pada ibu bersalin yang belum siap menghadapi persalinan, kurang matang psikologis, tidak mengerti proses persalinan yang ia hadapi akan bereaksi serius dengan berteriak keras saat kontraksi walaupun kontraksinya lemah. Sebaliknya ibu bersalin yang sudah siap menghadapi persalinan, matang psikologis, mengerti tentang proses persalinan, mempunyai ketabahan, kesabaran yang kuat, pernah melahirkan, didampingi keluarga dan didukung oleh penolong persalinan yang professional, dapat menggunakan teknik pernafasan untuk relaksasi,maka selama kontraksi yang kuat tidak akan berteriak.

Intensitas dapat diperiksa dengan cara jari-jari tangan ditekan pada perut, bisa atau tidak uterus ditekan. Pada kontraksi yang lemah akan mudah dilakukan, tetapi pada kontraksi yang kuat tidak mudah dilakukan. Bila dipantau dengan monitor janin, kontraksi uteru yang paling kuat pada fase kontraksi puncak tidak akan melebihi 40 mmHg.

B.      Uterus

Perubahan Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi tegap, sehingga uterus bertambah panjang 5-10 .

Terjadi perbedaan pada bagian uterus :

a.       Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi akan teraba keras saat kontraksi.

b.      Segmen bawah : terdiri atas uterus dan serviks, merupakan daerah yang teregang, bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan pemendekan segmen bawah uterus.

c.       Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk lingkaran cincin retraksi fisiologis. Pada keadaan kontraksi uterus inkoordinasi akan membentuk cincin retraksi patologis yang dinamakan cincin bandl.

3.      Mekanisme persalinan

Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan  dengan ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala meleati panggul.

            Diameter kepala janin yang harus diperhatikn adalah sebagai berikut:

a.      Diameter bipariental yaitu jarak antara dua pariental  (9,5)

b.      Diameter suboccipito bregnatika jarak antara pertemuan leher dan oksiput ke bregma (ubun-ubun sebesar  9,5)

c.       Diameter occipitofrontalis. Jark dari oksiput ke sinsipital (11,5cm)

d.      Occipitomento yaitu jarak dari ubun-ubun kecil ke mentium ( dahi ) 12,5 cm -  13,5 cm 

e.      Submentobregmatik  yaitu jarak pertemuan leher dan rahng bawah ke bregma 9,5 cm.


Adapun  gerakan-gerakan janin dalam persalinan/ gerakan cardinal adalah sebagai berikut:

a.      Engagement

Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan,sedangkan pada multigravida dapat terjdi pada awal persalina.engagement adalah peristiwa ketika diameter biparietal  melewati pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang / oblik didakam jalan lahir da sedikit fleksi.masuknya kepala akan mengalami kesulitan bila saat masuk kedalam panggul dengan sutura sagitalis dalam anterior posterior.jika kepala masuk  kedalam pintu atas panggul  dengan sutura sagitalis melintag dijalan lahir ,tulang parietal  kanan dan kiri sama tinggi,maka keadaan ini disebut sinklitismus.

kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam keadaan yang menunjukkan  sutura sagitalis lebih dekat ke promontorium atau ke simfisis maka hal ini disebut asinklitismus. Ada dua macam asinklitismus. asinklitismus posterior  dan asinklitimus anterior

A.    asinklitimus posterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan tulang parietal  belakang lebih rendah  dari pada tulang parietal depan.terjadi karena tulang parietal  depan tertahan oleh simfisis pubis sedang  tulang parietal belakang dapat turun dengan mudah karena  adanya lengkung sacrum yang luas.

B.     Asinklitismus anterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekato  promontorium  dan tulang parietal depan lebih  rendah  dari pada tulang parietal belakang.

Perubahan awal kepala janin dari asnklitismus posterior  kedalam keadaan  asinklitismus anterior memudahkan  mekanisme persalinan  karena sesuai dengan keadaan pnggul dengan adanya lengkung sacrum. Engagement dan penurunan kepala terjadi secara simultan/bersamaan,tetapi untuk kepentingan  pembelajaran dibahas secarah terpisah.

b.      Penurunan kepala

a.       Dimulai sebelum onset persalinan/inpartu.penurunan kepala terjadi bersamaan dengan mekanisme lainnya.

b.      Kekutan yang mendukung menurut cunigham dalam buku obstetr i Willam yang diterbitkan tahun 1995 dan ilmu kebidanan Varney 2002:

1.      Tekanan cairan amnion

2.      Tekanan langsung fundus pada bokong

3.      Kontraksi otot-otot abdomen

4.      Ekstensi dan pelusuran badan janin atau tulang belakang janin

c.       Fleksi

a.       Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju  tetapi kepala janin terhambat oleh servik, dinding panggul atau dasar panggul.

b.      Pada kepala janin,dengan adanya fleksi   maka diameter oksipitofrontalis 12 cm berubah menjadi  sub oksipitobregmatika 9 cm.

c.       Posisi dagu bergeser kearah dada janin.

d.      Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba dari pada ubun-ubun besar.

 

d.      Rotasi dalam

a.       Rotasi dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah janin dari posisi sebelumnya kearah depan sampai dibawah simpisis.bila presentsi belakang kepla dimana bagian terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar kedepan sampai berada dibawah  simfisis.gerakan ini adalah uoaya keala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir  yaitu bentik bidang  tebgah dan pintu  bawah panggul.rotasi dalam terjadi  bersamaan dengan majunya kepala.rotasi ini terjadi  setekah kepala melewati hodge III ( setinggi  spina ) atau setelah didasar  panggul.pada pemeriksaan ubun-ubun kecil megarah ke jam 12.

b.      Sebab-sebab adanya putar paksi dalam  yaitu:

1)      bagian terendah kepala  adalah bagian belakang kepala pada letak fleksi.

2)      Bagia belakng kepala mencari tahanan yg paling sedikit yang disebelah depan atas yaitu hiatus genitalis antara muskulus levator ani kiri dan kanan.

e.       Ekstensi

a.       Gerakan ekstensi merupakan gerakan oksiput yang berhimpit langsung pada  mergo inferior simfisi pubis.

b.      Penyebab dikarenakan sumbu jalan lahir pada pinti bawah panggul mengarah kedepan dan atas,sehingga kepala meyesuaikan  dengan cara ekstensi  agar dapat melaluinya.pada saat kepala janin mencapai dasar panggul  tidak langsung  terkstensi,akan tetapi terus didorong kebawah sehingga mendesak kejaringan perineum.

Pada saat itu ada dua gaya yang mempengaruhi,yaitu:

a.       Gaya dorong dari fundus uteri kearah belakang.

b.      Tahanan dasar panggul dan simpisis kearah depan.

Hasil kerja dari dua gaya tersebut mendorong ke vulva dan terjadilah ekstensi.

Gerakan ekstensi ini mengakibatkan bertambahnya penegangan pada perineum dan intruitus vagina.ubun-ubun kecil  semakin banyak terlihat  dan sebagai hypomochlion atau pusat  pergerakan maka berangsur-angsur  lahirlah ubun-ubun keci ,ubun-ubun besar,dahi,mata,hidung,mulut,dan dagu.pada saat kepala  sudah lhir seluruhnya,dagu bayi berada diatas anus ibu.

 

f.        Rotasi luar

Terjadinya gerakan rotasi luar atau putar paksi luar dipengaruhi  oleh factor-fackor panggul,sama seperti pada rotasi dalam.

a.       Merupakan gerakan memutar  ubun-ubun kecil  kerah pungggung janin,bagian belakang kepala berhadapan  dengan tuber iskhiadikum kanan atau kiri,sedangkan muka janin meghadap salah satu paha ibu.bila ubun-ubun kecil  pada mulanya disebelah kiri maka ubun-ubun kecil  akan berputar   kearah kiri,bila pada mulanya  ubun-ubun kecil   disebelah kanan  maka ubun-ubun kecil berputar ke kanan.

b.      Gerakan rotasi luar   atau putar paksi  luar ini menjadikan  diameter  biakromial  janin searah dengan diameter  anteroposterior  pintu bawah panggul,satu bahu di anterior di belakang simfisis dan bahu yang satunya dibagian posterior di belakang perineum.

c.       Suta sagitalis kemali melintang

g.      Ekspulsi

Setelah terjadinya rotasi  luar,bahu depan berfungsi   sebagai hypomochlion untik kelahiran bahu belakang.kemudian setelah kedua bahu  lahir di susul lahirlah trochanter depan dan belakang sampai lahir janinseluruhnya.gerakan kelahiran  bahu depan,bahu belakanh ,badan seluruhnya.

4.      Tanda gejala kala II persalinan

Tanda gejala kala II terdiri dari:

d.      Adanya dorongan mengejan

e.       Penonjolan pada perineum

f.       Vulva membuka

g.      Anus membuka

5.      Asuhan sayang ibu  dan posisi meneran

1.      Adapun beberapa hal yang merupakan asuhan sayang ibu adalah sebagai berikut:

a.       Pendampingan keluarga

Selama proses persalinan berlangsung,ibu membutuhkan teman dari keluarga.bisa dilakukan oleh suami ,orang tua,atau kerabat yang di sukai oleh ibu.dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan   sangat membantu mewujudkan persalinan yang lancar.

b.      Libatkan keluarga

Keterlibatan keluarga dalam asuhan antara lain membantu  ibu berganti posisi ,teman bicara,membantu dalam mengatasi rasanya  nyeri dengan memijat bagian lumbal/pinggang belakang.bila persalinan  di lakukan di rumah,keluarga dapat membantu menyiapkan  tempat dan peralatan yang di gunakan dalam persalinan.

c.       Dukungan psikologi

Dukungan psikologi  dapat di berikan dengan bimbingan dan menanyakan  apakah ibu perlu pertolongan.berikan kenyamanan,berusaha menenangkan hati ibu dalam meghadapi dan menjalani  proses persalinan.memberikan perhatian agar dapat menurunkan rasa tegangg sehingga  dapat membantu kelancaran proses persalinan.

d.      Membantu ibu memilih posisi

Posisi pada saat meneran tergantung pada keinginan ibu dalam memilih posisi yang paling nyaman dirasakan ibu.

e.       Cara meneran

Penolongan persalinan menganjurkan ibu untuk meneran bila ada dorongan   yang kuat dan spontan  untuk meneran.penolong tidak di oerkenankan meminta ibu untuk meneran secara tterus-menerus tanpa mengambil nafas saat  meneran atau tidak boleh meneran sambil meahan nafas.penolng sebaiknya menyarankan ibu  untuk beristirahat dalam waktu relaksasi kontraksi hal ini di maksudkan untuk mengatisipasi agar ibu tidak kelelahan dan menghondaro resiko asfiksia( kekuranga O2 pada janin) karena supli oksigen melalui plasenta berkurang.

f.       Pemberian nutrisi

Ibu bersalin perlu di perhatikan pemenuhan kebutuhan cairan,elektrolit dan nutrisi.hal ini untuk mengantisipasi ibu mengalami dehidrasi.dehidrasi pada ibu bersalin dapat berpengaruh terhadap gangguan keseimbangan cairan  dan elektrolit yang penting artinya dalam menimbulkan kontraksi uterus.

2.      Posisi meneran

Persalinan merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa disadari dan terus berlangsung progresif. Penolong persalinan dapat membantu ibu agar tetap tenang dan rileks, maka penolong persalinan tidak boleh mengatur posisi meneran. Penolong persalinan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi meneran dan menjelaskan alternatif-alternatif posisi meneran bila posisi yang dinpilih ibu tidak efektif.

Macam – macam posisi meneran:

a.       Duduk atau setengah duduk

Dengan posisi ini penolong persalinan lebih leluasa dalam membantu kelahiran kepala janin serta lebih leluasa untuk dapat memperhatikan perineum.

b.      Merangkak

Posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada punggung, mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan pada perineum berkurang.

c.       Jongkok atatu berdiri

Posisi jongkok atau berdiri memudahkan penurunan kepala janin, memperluas panggul sebesar dua puluh delapan persen lebih besar pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan meneran. Namun posisi ini beresiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir)

d.      Berbaring miring ke kiri

Posisi berbaring miring ke kiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplai oksigen tidak terganggu, dapat memberi suasana relaks bagi ibu yang mengalami kecapekan dan dapat pencegahan terjadinya laserasi / robekan jalan lahir.

e.       Hindari posisi telentang.

Pada posisi telentang dapat menyebabkan :

1)      Hipotensi dapat beresiko terjadinya syok dan berkurangnya supplai oksigen dalam sirkulasi uteroplasenta sehingga dapat menyebabkan hipoksia bagi janin.

2)      Rasa nyeri yang bertambah.

3)      Kemajuan persalinan bertambah lama.

4)      Ibu mengalami gangguan untuk bernafas.

5)      Buang air kecil terganggu.

6)      Mobilisasi ibu kurang bebas.

7)      Ibu kurang semangat.

8)      Risiko leserasi jalan lahir bertambah.

9)      Dapat mengakibatkan kerusakan pada saraf kaki dan punggung.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

"GIZI SEIMBANG PADA IBU BERSALIN"